Jumat, 28 November 2008

MINAHASARAYA DI JALUR BENAR ke REVOLUSI ENERGI MASA DEPAN "Fuel Cell" HIDROGEN


100 JUTA POHON SEHO = 1 JUTA BAREL ETHANOL PERHARI, MINAHASARAYA DI JALUR BENAR ke REVOLUSI ENERGI MASA DEPAN "Fuel Cell" HIDROGEN

Work Shop pada tanggal 3 Desember 2004, di Kawanua Cattage, Walian, Tomohon sebagai tindak lanjut LAPORAN ASSESSMENT studi tentang potensi tanaman seho/aren (arenga pinata) dan kemungkinan pengembangannya sebagai tanaman industri di Minahasaraya telah dilaksanakan pada bulan Juni 2004, yang merupakan hasil kerjasama antara CIU-UNDP dengan Lembaga Swadaya Pemberdayaan Masyarakat Minaesa (LSPM).

Sampai pata tahapan tersebut diatas, setelah melalui proses panjang sejak Inisiatif ini kami munculkan pada awal tahun 2001, “Penanaman Massal Pohon Seho Ditanah Toar Lumimuut Minahasaraya Serta Menjadikan Danau Tondano Galilea in Minahasa” yang diajukan Summary Project pada pertengahan tahun 2002 oleh Bapak Johan BP Maramis kepada UNDP Resident Representative saat itu, dan dilimpahkan ke CIU-UNDP. Tindak lanjuti awalnya adalah kunjungan bersama pihak CRP, CIU-UNDP dan LSPM-Minaesa ke Minahasa Raya pada bulan September 2003.

CIU-UNDP setelah kunjungan tersebut memutuskan untuk menjadikan studi tentang potensi tanaman seho/aren (arenga pinata) dan kemungkinan pengembangannya sebagai tanaman industri sebagai proyek nasional dengan Minahasaraya sebagai pusat pengkajian awal.

Pada work shop tersebut diatas adalah erah awal dimana usaha-usaha pengembangan seho tersebut mulai melibatkan pemerintah dalam hal ini PEMPROV dan PEMKAB/PEMKOT se SULUT termasuk dinas-dinas terkait dengan masalah tersebut, setelah lebih kurang 4 tahun hanya mengandalkan kemampuan sendiri yang ada di LSPM-Minaesa, baik sosialisasi langsung oleh Om Vence (HN Sumual) pada setiap saat dimana beliu berkesempatan memberikan samputan, baik di Jakarta maupun di Manado, serta jaringan yang dimiliki oleh Om Johan (Johan BP Maramis, mantan Deputi Sekjen PBB) baik di UN (Unuited Nation) serta institusi dibawahnya maupun lembaga internasional lainnya.

Dengan langkah-langkah tersebut kini beradalah Minahasaraya di jalur benar revolusi energi masa depan, yang melimpah dan sangat ramah lingkungan sebagai cita-cita dan program utama LSPM-Minaesa.

Kami katakan 100 JUTA POHON SEHO = 1 JUTA BAREL ETHANOL PERHARI, MINAHASARAYA DI JALUR BENAR ke REVOLUSI ENERGI MASA DEPAN, dibawah ini beberapa artikel sebagai sedikit jawabannya:
1. Mobil-mobil "Fuel Cell" Mulai Ramai Bermunculan http://www.kompas.com/kompas-cetak/1445502.htm jumlah mobil yang lalu lalang di jalan di seluruh dunia setiap harinya lebih dari 650 juta unit. Dengan kehadiran mobil sebanyak itu di jalan setiap harinya, tentunya menimbulkan persoalan yang tidak kecil terhadap dunia yang kita huni ini, terutama jika dikaitkan dengan jumlah cadangan bahan bakar minyak (BBM) dan tingkat pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi (gas sisa pembakaran) yang dikeluarkan mesin mobil.

RISET dan pengembangan mobil, yang pada awalnya hanya dipusatkan untuk memenuhi tuntutan pengemudi akan mobil cepat dan nyaman, kini juga mulai dipusatkan kepada bagaimana membuat mobil yang sesedikit mungkin mengonsumsi BBM dan mencemari lingkungan.

Hasilnya adalah mobil-mobil hibrida yang menggabungkan mesin yang menggunakan BBM atau mesin pembakaran dalam (internal combustion) dengan mesin listrik. Dengan menggabungkan kedua jenis mesin itu, tingkat pencemaran yang ditimbulkan dapat dikurangi.

Bukan itu saja, akhir-akhir ini riset dan pengembangan mobil itu juga mulai memikirkan mobil yang sama sekali tak menggunakan BBM, dan sama sekali tak mencemari udara.

Itu sebabnya, kini mobil-mobil fuel cell mulai ramai bermunculan. Antara lain Toyota FCHV yang bisa mencapai kecepatan maksimum 155 kilometer per jam dan jelajah maksimumnya 300 kilometer, Honda FCX kecepatan maksimum 150 kilometer per jam dan jelajah maksimum 355 kilometer, Nissan X-Trail FCV kecepatan maksimum 125 kilometer per jam dan jelajah maksimum 200 kilometer, General Motors HydroGen 3 kecepatan maksimum 160 kilometer per jam dan jelajah maksimum 400 kilometer, serta DaimlerChrysler F-Cell kecepatan maksimum 140 kilometer per jam dan jelajah maksimum 150 kilometer.

Mobil fuel cell pada prinsipnya adalah mobil bermesin listrik yang mendapatkan tenaga listrik dari fuel cell. Fuel cell menggabungkan hidrogen (yang dibawa dalam tabung) dengan oksigen (yang diambil langsung dari udara) lewat rangkaian proses kimia sehingga menghasilkan tenaga listrik. Sisa dari proses kimia itu hanyalah air dan panas, yang sepenuhnya bebas pencemaran. Sisa proses kimia itu bebas karbondioksida (CO>subscript<2>res<>res<), bebas nitro oksida(NO>subscriptres<>res<), dan sulfur oksida (SO>subscriptres< >res<).

Ide membuat mobil listrik untuk menggantikan mobil yang menggunakan BBM sesungguhnya sudah dipikirkan sejak lama, bahkan beberapa telah memasuki tahapan uji coba. Namun, keterbatasannya dalam penyediaan tenaga listriknya membuat perkembangan menuju ke pembuatan mobil listrik tersendat. Sebab, selama ini mobil listrik mendapatkan tenaga listrik dari baterai (aki) yang waktu pakainya sangat terbatas dan waktu untuk pengisiannya kembali juga sangat lama. Dengan munculnya teknologi fuel cell, kekurangan tersebut bisa diatasi.

Akan tetapi, fuel cell pun tidak bisa serta-merta menggantikan mobil yang menggunakan BBM. Hal ini dilakukan mengingat diperlukan tabung penyimpanan khusus untuk membawa hidrogen di dalam mobil dan untuk mengisi hidrogen ke dalam tabung penyimpanan khusus itu pun memerlukan stasiun pengisian hidrogen di mana-mana, seperti stasiun pengisian bahan bakar untuk Umum. Untuk itu, diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Kerepotan itu memunculkan pemikiran pada beberapa kalangan untuk mengekstrak hidrogen langsung di atas mobil dan menyalurkannya ke unit fuell cell, mengingat hidrogen bisa diekstrak dari bahan bakar minyak, metanol, dan beberapa bahan bakar hidrokarbon lainnya. (James Luhulima)

2. Stasiun Pengisian Hidrogen Belum Banyak Tersedia http://www.kompas.com/kompas-cetak/1445543.htm BARU-baru ini General Motors meminta kepada Pemerintah Amerika Serikat untuk membelanjakan uang sebesar 10 juta dollar AS sampai 15 juta dollar AS guna membangun infrastruktur pemasokan hidrogen sebagai upaya untuk memusatkan perhatian kepada gas yang akan menjadi penggerak mobil di masa depan. Menurut General Motors, mereka berniat menjual jutaan mobil yang digerakkan oleh hidrogen pada pertengahan dekade mendatang. Saat ini General Motors bahkan telah memodifikasi Hummer H2 SUT sehingga dapat digerakkan oleh hidrogen.

Niat General Motors itu dapat dimengerti mengingat tidak ada seorang pun yang akan membeli mobil yang digerakkan oleh sebuah bahan bakar yang tidak tersedia secara meluas atau yang tidak mudah ditemui.

Saat ini pemasokan bahan bakar minyak (bensin dan solar) tersedia di mana-mana. Untuk menggantikannya diperlukan upaya dan biaya yang ekstra besar walaupun harga minyak terus meningkat dan ketersediaannya terancam oleh ketidakstabilan yang terjadi di banyak negara yang memasok bahan bakar minyak tersebut.

Upaya mencari bahan bakar pengganti semakin lama semakin tidak terhindari. Selain cadangan minyak di berbagai bagian yang semakin menipis, tingkat polusi yang ditimbulkannya pun semakin meningkat. Dan, kenyataannya adalah kendaraan yang digerakkan oleh bahan bakar minyak emisinya tidak bisa lebih bersih lagi kendati miliaran dollar AS telah dihabiskan untuk membuat mobil yang emisinya bersih selama lebih dari 30 tahun terakhir.

Hidrogen saat ini dianggap sebagai bahan bakar yang paling tepat. Selain tak menimbulkan polusi, pengadaannya bisa terus dilakukan. Pada saat ini, hidrogen bisa digunakan untuk mengoperasikan fuel cell lewat proses kimia atau digunakan sebagai bahan bakar pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine).

BMW, perusahaan pembuat mobil Jerman, selain menggunakan hidrogen untuk mengoperasikan fuel cell, juga menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk mesin pembakaran dalam (mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak). Secara teoritis, semua mesin yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar dapat dimodifikasi untuk menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar. Dan, sisa pembakaran yang dihasilkan adalah air.

BMW telah mengoperasikan sedan 750hL dalam kehidupan sehari-hari di Muenchen dan Hanover. Sedan 750hL yang memiliki 12 silinder itu menghasilkan tenaga maksimum 204 PK serta mencapai kecepatan 100 kilometer per jam dalam waktu 9,6 detik, serta kecepatan maksimum yang dapat dicapainya 226 kilometer per jam. Dengan hidrogen yang dibawa di dalam tangkinya, BMW 750hL dapat menempuh perjalanan sejauh 350 kilometer.

Saat ini stasiun pengisian hidrogen terdapat di dalam wilayah bandar udara di Muenchen mengingat di bandar udara itu banyak kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai penggerak, termasuk bus yang digunakan di apron.

BMW 750hL dapat dioperasikan dengan dua bahan bakar, yakni minyak dan hidrogen. Dengan demikian, jika persediaan hidrogen tidak ada, BMW 750hL dapat menggunakan bahan bakar minyak.

Sedan BMW terbaru yang menggunakan hidrogen adalah 745h, yang menggunakan mesin 4.4 Liter, 8 silinder. Modifikasi agar mesin berbahan bakar minyak dapat menggunakan hidrogen mencakup intake port, yang dilengkapi katup injektor untuk hidrogen. BMW juga memproduksi Mini Cooper yang digerakkan oleh hidrogen.

Hidrogen disimpan dalam tabung khusus berpelapis baja dalam suhu yang sangat rendah, minus 253 derajat Celsius. Saat ini jumlah maksimum hidrogen yang dapat dibawa dalam tabung tersebut sampai 10.000 psi (700 Bar). Besarnya tekanan hidrogen di dalam tabung itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Namun, menurut BMW, kendaraan yang menggunakan hidrogen sama amannya dengan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak.

Tabung hidrogen yang menggunakan dua lapis penahan baja ditempatkan di belakang kursi belakang. Keamanan tabung itu telah diuji dalam uji tabrakan. Itu sebabnya BMW berani menjamin bahwa tabung itu tidak akan meledak.(JL)

3. Minyak Bunga Matahari, Sumber Bahan Bakar Masa Depan http://www.kompas.com/kompas-cetak/1445611.htm ILMUWAN Inggris telah mengembangkan sebuah proses untuk membuat hidrogen dari minyak bunga matahari, yang terbukti dapat menjadi sumber energi masa depan ekonomis dan bersahabat dengan alam.

Sebuah tim University of Leeds mengatakan bahwa perkembangan tersebut dapat membuat kendaraan-kendaraan yang menggunakan hidrogen menjadi lebih realistik. Para peneliti menggambarkan bahwa sebuah unit kecil di dalam mobil dapat menarik hidrogen keluar dari minyak bunga matahari untuk mengoperasikan fuel cell.

Tim tersebut telah mempresentasikan detail dari penelitian mereka pada pertemuan tahunan American Chemical Society. Sejalan dengan berkurangnya cadangan minyak bumi dan dampak dari pemanasan global telah membuat para ilmuwan mendorong terjadinya pergeseran dari ekonomi minyak bumi kepada ekonomi hidrogen.

Persoalannya adalah proses pembuatan hidrogen bisa sangat mahal dan bahkan beberapa metode pembuatan hidrogen menghasilkan efek rumah kaca sebanyak yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak. Itu sebabnya, menghasilkan hidrogen dari biomass dan bio-oil dianggap sebagai hal yang realistik.

Dan, proses pengambilan hidrogen dari minyak bunga matahari dapat dilakukan secara statik di laboratorium atau dalam suatu unit kecil di dalam kendaraan yang menggunakan penggerak fuel cell.(jl)

4. Indonesia Bakal Kehilangan Pulau-pulau Kecil Akibat Pemanasan Global http://www.kompas.co.id/utama/news/0412/18/053514.htm New York, Jumat, 17 Desember 2004. Indonesia bisa kehilangan sejumlah pulau kecil yang tenggelam karena naiknya permukaan laut akibat pemanasan global dan juga akibat pengrusakan lingkungan seperti penggalian pasir atau penambangan liar. Peneliti senior pada Universitas Princeton, New Jersey, Prof DR Michael Oppenheimer di New York, Jumat waktu setempat, mengatakan, ancaman terhadap pulau-pulau kecil tersebut sangat terbuka baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

“Naiknya permukaan laut tersebut akibat pemanasan global akan menenggelamkan sejumlah pulau termasuk di Indonesia sebagai negara kepulauan,” katanya dalam sebuah diskusi mengenai ancaman perubahan iklim terhadap lingkungan dunia.

Hasil penelitian, kata oppenheimer, menunjukan bahwa telah terjadi kenaikan permukaan laut sampai setinggi 10 sampai 20 sentimeter akibat mencairnya sejumlah gunung es dan gletser dikutub.

“Ini tentunya menjadei salah satu ancaman utamanya pada negara kepulauan seperti Indonesia apabila dampak dari pemanasan global terus meningkat. Gejala tenggelam atau berkurangnya luas pulau akibat naiknya permukaan air laut sudah terjadi pada beberapa pulau dikawasan pasifik,” katanya.

Dia membemberi contoh pulau Tulewu dei Pasifik Selatan, dekat Selandia Baru, yang luasnya hanya 26 km persegi dan dihuni sekitar 6000 orang, sebagian penduduk dikepulauan tersebut yang tinggal di kawasan tersebut sudah mengunsi akibat mendekatnya garis pantai.

Pemanasan global sendiri menurut ilmuwan yang tergabung IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) itu disebabkan oleh efek gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan industri dan aktivitas manusia lainnya. Alibatnya suhu bumi di proyeksikan meningkat 1.4 sampai 5.8 derajat pada akhir abad ini dan banyak daratan lebih panas dibandingkan dengan suhu rata-rata global. Selain naiknya permukaan laut, dampak lain dari pemanasan global adalah perubahan iklim yang selanjutnya mengakibatkan gagalnya panen, kekeringan dan penggantian musim yang tidak teratur. Saat ini sejumlah negara telah menandatangi Protokol Kyoto tentang perubahan iklim yang merupakan tindak lanjut upaya mencegaah terjadinya pemanasan global.

5. 2005 Dicanangkan sebagai Tahun BBG
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0412/23/metro/14257257.htm Jakarta, Kompas - Pemprov DKI Jakarta mencanangkan tahun 2005 sebagai tahun bahan bakar gas atau BBG. Langkah itu akan ditindaklanjuti dengan penerbitan surat keputusan Gubernur DKI Jakarta mengenai kebijakan pemanfaatan BBG beserta rencana aksi paling lambat akhir Januari 2005.

“Nantinya, semua angkutan umum baru atau peremajaan harus 100 persen memakai BBG. Kendaraan lama yang akan diperpanjang juga harus mengganti bahan bakarnya dengan BBG," kata Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kosasih Wirahadikusuma, Rabu (22/12).

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Gerakan Apresiasi Emisi Bersih Bambang Tribudiman memberikan penghargaan bagi peserta apresiasi emisi bersih seperti PT Martina Berto, PT Plaza Indonesia, PT Kramayudha Ratu Motor, Swisscontact, dan Polda Metro Jaya.

Pemprov juga berencana mengaktifkan kembali 17 stasiun BBG yang saat ini sudah tidak beroperasi. Untuk itu, pemprov akan bekerja sama dengan sektor swasta, Pertamina, Departemen Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan asosiasi bengkel. Saat ini hanya 7 dari 21 stasiun BBG yang beroperasi.

SK Gubernur nantinya akan diperkuat dengan hadirnya peraturan daerah (perda) mengenai Pengendalian Kualitas Udara Jakarta. "Perda tersebut sebentar lagi akan disahkan oleh DPRD DKI Jakarta. Komisi D sudah menyatakan sepakat akan menandatanganinya," ujar Kosasih.

Selain itu, lanjut dia, BPLHD DKI Jakarta saat ini juga sudah menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk meneliti biodiesel. Sepuluh persen biodiesel yang dicampurkan ke dalam solar menghasilkan bahan bakar yang emisinya jauh lebih baik.

Kualitas udara membaik
Kosasih menambahkan, tahun 2004 ini kualitas udara Jakarta membaik dibandingkan tahun 2003. Dalam pemantauan selama 313 hari berdasarkan indeks standar pencemaran udara (ISPU), 72 hari atau 23 persennya dalam keadaan baik, dan 241 hari atau 77 persennya berkualitas sedang. Tidak ada satu hari pun selama 313 hari itu dalam kondisi tidak sehat.

"Tahun ini kami lebih baik daripada Singapura dan Kuala Lumpur," ujar Kosasih. (IVV).

SEKARANGLAH SAAT
Kondisi yang sangat-sangat konduktif saat ini menjadi benar-benar sangat layaknya penanaman 100 juta pohon seho di tanah Minahasaraya, dan tidak berlebihan kalau dikatakan sebagai revolusi energi bio hydrogen, apalagi dengan langkah pertamina manaikan harga beberapa monuditi minyak yang cukup seknifikan.

Tahapan Revolusi Energi di MINAHASARAYA
1. PERATURAN DAERAH Penggunaan 10% Ethanol pada Premium (=Petramex) dan 20% pada Solar Disel, dengan memproduksi ethanol untuk semua pohon seho yang ada di Minahasaraya (tanpa modifikasi mesin), hal ini menjadi sangat layak dengan naiknya harga petramex sampai pada tingkat diatas Rp 4000, yang pada study tersebut diatas masih menjadi kendala. Dengan tingkat oktan dan keunggulan kebersihan udara pada harga Rp 3000 akan sangat menguntungkan konsumen dan menjadi layaknya ethanol pada harga Rp 13.710 (bandingkan dengan assessment ethanol seho menjadi layak secara ekonomi pada harga minimal Rp 5000). Langkah ini akan mendorong sekaligus sebagai sosialisasi paling akurat ke arah spontanitas masyarakat untuk memwujutkan penanaman 100 juta pohon seho di Tanah Minahasaraya. Tadinya ide adanya Perda tentang penggunaan energi alternatif yang kami cetuskan 1 tahun belakang ini adalah pertama dan satu-satunya, ternyata kita sudah didahului oleh Pemprov DKI Jakarta dengan dimulai oleh surat keputusan Gubernur DKI Jakarta mengenai kebijakan pemanfaatan BBG beserta rencana aksi paling lambat akhir Januari 2005. Tapi kita tidak perlu berkecil hati karena satu hal yang tetap merupakan kepeloporan adalah penggunaan alternatif energi atas kemampuan daerah dengan titik beratnya pada pemberdayaan petani seho. Jadi untuk itu bercontoh dari DKI Jakarta sebelum sampai pada PERDA dapat mulai dengan SK Gubernur Sulawesi Utara.

2. Modifikasi agar mesin berbahan bakar minyak dapat menggunakan 100% Ethanol pada semua kendaraan mobil, pada saat program penanaman 100 juta pohon seho sudah mulai produksi. Hal tersebut sudah dilakukan oleh Negara Brasil pada beberapa tahun belakangan ini. Apakah kita akan mengadopsi langsung dari negeri samba tersebut ataukan Perguruan Tinggi utamanya Fakultas Teknik Mesin akan bekerja keras untuk sedikit melakukan rekayasa. Karena cukup modifikasi agar mesin berbahan bakar minyak dapat menggunakan ethanol mencakup intake port, yang dilengkapi katup injektor untuk ethanol. Pada kondisini Minahasaraya akan benar-benar bebas dari ketergantungan akan BBM dan bebas dari polusi timbal dan bahan polutan lainnya, serta adanya Hutan Raya Minahasaraya oleh adanya 100 juta pohon seho yang so pasti akan menumbuh suburkan hutan tanaman lainnya.

3. Modifikasi agar mesin berbahan bakar minyak/ethanol dapat menggunakan hydrogen, dengan mengekstrak ethanol menjadi hidrogen langsung di atas mobil. Pada kondisi ini Minahasaraya benar-benar berada pada era baru energi hydrogen. Dan akan menjadi terdepan sebagai daerah penguna dan produsen hydrogen Dunia.

4. Sebagaimana pada minyak bunga matahari, hydrogen diekstrak langsung dari saguer (air nira) terfementasi, menjadi puncak dari pada revolusi energi dan menjadikan Minahasaraya sebagai produser utama bio hydrogen dunia. Pada kondisi ini penggunaan hydrogen tidak akan hanya terbatas pada kendaraan tapi akan masuk pada penggunaan untuk listrik industri dan rumah tangga, yang tidak hanya menghasilkan listrik juga sekaligus menghasilkan air panas untuk kebutuhan rumah tangga. Tercipta keanekaragaman energi listrik disamping PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan panas bumi. Dari sisi kwalitas lingkungan hidup, Minahasaraya akan bebas dari emisi gas buang BBM (fosil) yang sangat menjemari itu.

Semua hal tersebut akan terwujud hanya apabilah masyarakat Minahasaraya secara spontan segera saat ini melakukan penanaman pohon seho dengan target 100 juta pohon tersebut diatas. Untuk itu sudah saatnya (setelah 4 tahun LSPM-Minaesa berjuang sendiri) semua komponen masyarakat Minahasaraya baik yang ada di Minahasa sendiri maupun diluar Minahasa bahkan diluar negeri sekalipun, Dia itu pejabat, pegawai, pengusaha, Perguruan Tinggi dan LSM, marilah secara keroyokan kita realisasikan rencana tersebut diatas.

Untuk kepentingan Global, lebihnya kepentingan Nasional yang seperti artikel tersebut diatas “Indonesia Bakal Kehilangan Pulau-pulau Kecil Akibat Pemanasan Global” usaha ini telah didukung dan mendapat apresiasi sangat besar dari CIU-UNDP dengan telah dilakukannya Work Shop tersebut diatas sebagai tindak lanjut LAPORAN ASSESSMENT studi tentang potensi tanaman seho/aren (arenga pinata) dan kemungkinan pengembangannya sebagai tanaman industri di Minahasaraya telah dilaksanakan pada bulan Juni 2004, yang merupakan hasil kerjasama antara CIU-UNDP dengan kami LSPM. Sambil masih terus mengharapkan dukungan yang lebih lagi dari CIU-UNDP dengan harapan meningkat menjadi proyek program, saatnya Pemerintah Pusat turun tangan memberikan peran berarti, selain karena oleh CIU-UNDP telah menjadikannya proyek nasional, untuk kepentingan idial nasional seperti tersebut diatas program ini memberikan keuntungan Nasional secara langsung baik secara ekonomi dalam hal pengurangan subsidi yang saat ini telah meluas menjadi issue politik, juga yang lebih tidak kala pentingnya adalah jawaban atas krisis energi yang sedang menghantui bangsa ini kedepan. Peran Pemerintah haruslah sangat nyata dan tertuang dalam APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), karena sangat strategisnya program ini pelaksanaan dan anggarannya harus keroyokan lintas Lembaga/Departemen utamanya Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup/BAPEDAL, Kementerian Riset dan Teknologi/ BPPT/ LIPI, dan lainya, dengan tetap meminimalisasi terjadinya tumpang tindih dilapangan. Hal ini dapat diwujutkan dengan duduk satu mejanya semua stakeholder.

Semua hal tersebut diatas, sekali lagi bukan untuk baku tunjung pande, tetapi hanyalah upaya sebagai bagian dari masyarakat Minahasaraya untuk melancat dari ketertinggalan yang kita alami, tentunya sangat mengharapkan kritik sinergik untuk menuju penyempurnaan langkah tersebut.

Jakarta, 25 Desember 2004,
Franky HT Maramis
Ketua Umum (BPP LSPM-Minaesa)

Tidak ada komentar: